MISTERI BATIK PARANG RUSAK
Pagi ini, sepertinya matahari sangat antusias ikut serta memberikan
semangat pada mahasiswa universitas cakrawala, hari ini mereka akan
melaksanakan tugas akhir mereka yaitu KKN, dan ditempatkan di desa Bangunrejo
yaitu desa terpencil di sebuah lereng gunung yang masih kental dengan kepercayaan mitosnya.
“mari kita berkenalan denga warga di desa sini” ucap kepala desa
Bangun rejo, pak sunardi.
“baik pak, mari” jawab fahmi, ketua kelompok KKN universitas
cakrawala.
Siang itu, semua mahasiswa KKN, saling berkenalan dan mulai
berinteraksi dengan warga sekitar, dan esok hari mereka akan memulai agenda
kegiatan mereka dengan membersihkan lingkungan sekitar desa Bangunrejo.
“baik, nak fahim, kamu bagi anggotamu untuk menyebar dan membersihkan
lingkungan di tempat-tempat yang sudah saya arahkan tadi” ucap pak sunardi
“baik, pak” jawab fahmi
Fahmi baru akan beranjak dari tempat berdirinya untuk mengkondisikan
teman-temannya, tapi pak sunardi memanggilnya,
“nak fahmi...!”
“iya ada apa pak ?”
“kemarin saya lupa memberitahu kalian, bahwa selama ada di desa ini
ada 1 pantangan yang harus benar-benar kalian jauhi”
“apa pantangan itu pak ?”
“kalian tidak boleh memakai atau mempunyai barang apapun yang
bercorak batik parang rusak, apapun itu bentuknya, itu sudah menjadi
kepercayaan masyarakat kami, bahwa batik parang itu mempunyai simbol mistis”
“oo kalau begitu saya akan beritahu teman-teman saya nanti pak”
“benar lho nak fahmi, ini bukan main-main, karena saya juga tidak
ingin terjadi apapun dengan kalian”
“iya pak, nanti akan saya sampaikan pada teman-teman”
Kemudian fahmi dan semua mahasiswa melakukan kegiatan yang telah
mereka kerjakan dengan penuh antusias. hingga tak terasa matahari pun sudah
akan kembali ke peraduannya. Semua mahasiswa kembali ke rumah yang sudah
disiapkan pak sunardi untuk tempat tinggal mereka. Kemudian fahmi ingat akan
pesan pak sunardi tadi siang,
“maaf mengganggu waktu istirahat kalian teman-teman, ada sedikit
info penting dari pak sunardi”
“ouw, iya silahkan mi” saut neneng antusias.
“baik, teman-teman dengarkan baik-baik, ini amanah dari pak sunardi
dan harus benar-benar kalian perhatikan”
kemudian fahmi menjelaskan semuanya pada teman-temannya, dan mereka
pun memperhatikan dengan seksama penjelasan fahmi.
Keesokan harinya,para mahasiswa itu akan melakukan agenda kegiatan
yang sudah mereka jadwalkan yaitu senam bersama warga desa Bangunrejo. Sofyan
dan syarif yang sedang berjalan menuju lokasi senam, melihat seorang nenek yang
membawa bakul terlihat kesusahan membawa barang-barangnya, dengan sigap kedua
kawan dekat itu menghampiri nenek itu.
“maaf nek, kalau boleh, biarkan tas itu kami bawakan, sepertinya
nenek terlihat kerepotan membawanya” ucap sofyan
“benar nek, nenek juga terlihat capek” sambung syarif
“nggak usah,,nggak usah, kalian malah mengganggu aku saja, sudah
pergi sana” jawab nenek itu ketus.
Syarif dan sofyan kaget mendengar jawaban itu, akhirnya mereka
memutuskan untuk tidak jadi membantu nenek itu.
“dasar nenek-nenek, mau dibantuin gak terima kasih malah dimarahin”
“husst,, udah rif, kok kamu malah ngebuly nenek itu sih,kamu liat
nggak tadi apa yang ada di bakul nenek itu ?”
“mana aku tahu, nggak sempet liat aku, udah lah nggak usah ngurusin
dia lagi, bukan urusan kita juga”
“ini bukan masalah urusan kita atau bukan rif, tapi masalahnya yang
ada di bakul tadi itu batik”
“halaaah,, kirain ada apa yan yan kamu tu, ngagetin aku aja, terus
kenapa kalau batik ?”
“bentar lah rif, kalau orang ngomong tu jangan dipotong napa,
masalahnya bukan sembarang batik, tapi batik dengan coraknya parang rusak, kamu
masih ingetkan kata fahmi kemarin tentang mitos batik parang rusak di desa ini”
“haaah,, batik parang rusak ? iya masih inget aku, terus siapa
nenek-nenek itu, apa yang dia lakukan dengan batik parang rusak itu,, bukankah
itu pantangan terbesar desa ini ?”
“aku juga tidak tau, rif, gimana kalau kita bilang saja sama pak
sunardi ?”
“ia ide bagus itu”
Kemudian 2 orang itu langsung menuju kantor kepala desa Bangunrejo,
dan ternyata nenek-nenek yang mereka temui tadi sudah berada disana. Sedang
menawarkan gula jawa pada pak sunardi dan pegawai kelurahan lain.
“loohh,, nak syarif, nak sofyan, silakan masuk, mari ! ada perlu
apa ?”
Sontak kedua mahasiswa itu kaget melihat nenek itu berada disana
dengan wajah ketusnya
“pak, bisa kita bicara sebentar di dalam”
“ouw, iya nggak pa-pa,sebentar ya saya bayar gula jawa ini dulu,
pesenan istri saya, apa kalian mau beli juga”
“ouw ndak pak, kami tidak terlalu suka gula jawa” jelas sofyan
“baiklah, tunggu sebentar ya”
tak lama kemudian, pak sunardi mengajak sofyan dan sunardi masuk,
dan 2 mahasiswa itu menjelaskan apa yang telah terjadi.
“ah nggak mungkin, itu langganan saya kok, setiap hari nenek itu
jualan gula jawa keliling desa ini”
“tapi, saya benar-benar melihat dengan mata kepala saya sendiri
dengan jelas pak”
“nggak mungkin nak, saya sudah tau siapa nenek itu, dan warga sini
memegang erat pantangan itu”
“baiklah kalau begitu, mending bapak liat sendiri apa yang ada di
dalam bakul itu”
Mereka langsung keluar dan menemui nenek itu,dia masih melayani
pembeli.
“maaf ya nek,, maaaaf sekali, boleh nenek membuka bakul nenek itu”
pinta pak sunardi
“bakul saya, ada apa ? ini juga gula jawa, ini !” nenek itu membuka
bakulnya, dan memang benar yang ada didalam bakul itu memang gula jawa bukan
kain batik seperti yang dilihat sofyan. Sontak sofyan kaget.
“ouw,, iya tidak ada apa-apa nek, Cuma ingin liat gula jawanya
masih banyak tidak”
“ouw kirain ada apa ?, yaaah masih banyak ini, saya harus keliling
lagi kalau begitu saya pamit dulu”
“ouw iya nek”
Pak sunardi hanya diam dan menghadapkan wajahnya ke2 mahasisiwa
tadi dengan mengangkat kedua bahunya.
“tapi pak..”
“sudahlah nak mungkin kamu salah liat, toh syarif juga tidak
melihat ada batik itu kan ?”
“karena syarif memang tidak melihat ke dalam bakul nenek itu pak”
“sudahlah nak, mending kalian pulang, mungkin kalian lelah”
Akhirnya mereka pulang dengan sofyaan yang masiih terlihat bingung.
“tapi benar juga kata pak
sunardi fan, mungkin kamu salah liat”
“aah,, kamu sama aja rif, aku berani bersumpah bahwa yang
dibakulnya itu benar-benar batik parang rusak”
Tak terasa 1 bulan sudah mahasiswa universitas cakrawala ini
melakukan KKN di desa Bangunrejo. Malam nanti akan diadakan syukuran bersama
warga desa atas selesainya KKN mereka.
Para mahasiswa menuju ke lokasi tasyakuran itu. Acara tasyakuran
itu berlangsung tenang dan kondusif. Namun tiba-tiba, malam itu terasa
mencekam, hujan turun dengan derasnya disertai petir dan angin kencang, padahal
saat acara dimulai tadi langit terlihat cerah-cerah saja, tak lama kemudian
listrik padam. Suasana menjadi gaduh sedangkan panitia berusaha mengkondisikan
acara. Namun di tengah-tengah ributnya hadirin, tibaa-tiba kilat dengan cepat
dan kerasnya menyambar seseorang. Sontak para hadirin kaget dan terkejut,
mereka langsung bubar, pergi meninggalkan acara.
“ya ampun,, sofyaaaaaann,,”
“sofyaaaaan”
Semua tercengang dengan apa yang barusan terjadi, petir itu dengan
cepat menyambar sofyan yang duduk disamping tiang. Seketika itu pula sofyan tak
sadarkan diri, karena petir yang begitu keras tiba-tiba menyambarnya.Dan nyaris
teman disampingnya yaitu syarif terkena sambaran petir itu. Tanpa pikir panjang
warga desa dan mahasiswa lain langsung membawa sofyan pergi ke puskesmas. Namun
sungguh naas nasib yang menimpa mahasiswa itu karena nyawanya tak bisa
diselamatkan lagi. ini membuat semua warga juga para mahasiswa tercengang penuh
ketakutan dan keheranan.
“berarti apa yang dikatakan
sofyan tentang batik dan nenek itu benar pak” jelas syarif kepada pak sunardi
dengan wajah yang masih terlihat sedih.
“apa maksud kamu ?”
“jadi, semenjak kejadian itu sofyan merasa tidak ada yang percaya
dengan apa yang dia lihat, karena saat itu saya pun menjadi tidak percaya
dengan apa yang dilihatnya, mungkin sofyan salah lihat, bahkan teman-teman
mahasiswa lain juga tidak ada yang percaya dengan apa yang dilihat sofyan, hingga
kemarin malam sofyan ingin membuktikan sendiri, kesakralan batik parang rusak
itu, dia membawa selembar batik parang rusak itu disakunya, dia ingin melihat
apa yang akan terjadi,”
“sebentar, lalu darimana dia dapatkan batik parang rusak itu,
sedangkan di desa ini memiliki batik parang rusak merupakan sebuah pantangan”
“dia mendapatkan dari nenek penjual gula jawa itu pak”
“looooohh,, jadi memang benar apa yang dikatakan sofyan kalau dia
melihat batik parang rusak di bakul nenek itu”
“benar pak, sofyan sudah
mengira ada sesuatu yang aneh dengan nenek itu, kemudian dia mengajak saya ke
rumah nenek itu, dan mengambil batik itu tanpa sepengetahuan nenek itu,
semenjak itu saya baru percaya dengan sofyan, dan semenjak dia memiliki batik
parang rusak itu sifatnya berubah, dia menjadi bukan sofyan yang saya kenal,
dia seperti ingin menang sendiri dalam hal apapun dan puncak-puncaknya dia
memutuskan melakukan hal bodoh kemarin malam, saya sudah mencegahnya, tapi dia
keras kepala dan tetap melakukannya”
Di tengah-tengah obrolan syarif dan pak sunardi, tiba-tiba muncul
seorang wanita muda berparas cantik menghampiri mereka.
“haha,,, akhirnya aku berhasil mendapatkan tumbal itu”
“hei, siapa kau ?dan apa maksud yang kau katakan barusan ?” kata
sofyan dengan agak kaget
“aku adalah nenek tua
penjual gula jawa itu, selama bertahun-tahun aku mencari pemuda yang akan aku
jadikan tumbal, agar aku tetap awet muda, dan sekarang aku telah
mendapatkannya, aku lah selama ini yang membuat mitos tentang batik parang rusak
itu, dan kalian semua telah mempercayainya, haha,,,aku ingin mecari siapa
seorang pemberani yang bisa melanggar pantangan itu, karena tumbal yang aku
cari haruslah seorang yang berjiwa pemberani dan aku memang mempunyai banyak batik parang rusak
di rumah, karena batik parang rusak yang aku miliki mempunyai kekuatan yang
bisa menjadikan sesorang yang melihatnya mempunyai rasa egois yang tinggi. tapi
selama ini, warga disini tidak ada yang mengetahuinya, baru anak muda itu yang
melihat secara kasat mata batik milikku. Dan dia telah menjadi tumbalku
sekarang, dan akan kucari lagi tumbal-tumbal berikutnya,,haha”
Nenek itu tiba-tiba saja menghilang dengan sekejap, melihat hal itu
syarif dan pak sunardi hanya bisa diam dan tercengang. Semenjak kejadian itu, nenek
itu hilang secara misterius.mitos tentang batik parang rusak itu telah hilang,
masyarakat sudah tidak mempercayai adanya mitos itu, ternyata itu hanya rekaan
nenek itu untuk mencari tumbal. Dan Sekarang yang mereka khawatirkan bukan lagi
batik parang rusak lagi tapi nenek itu, mereka takut kalau-kalau nenek itu
kembali ke desa itu dan membuat ulah lagi. Karena dia pasti akan melakukan
apapun agar tetap hidup kekal abadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar