Sabtu, 06 Agustus 2016

analisis mubtada' khobar



ANALISIS MUBTADA’ KHOBAR PADA SURAH YASIN AYAT 30 - 40

Bagi - bagi ilmu tentang makalah dengan judul "analisis mubtada' khobar pada surah yasin ayat 30 - 40" semoga bermanfaat :)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Bahasa  merupakan sebuah disiplin ilmu, yang tidak kalah penting dengan ilmu lainnya. Dan yang dipakai dalam penelitian ini adalah penggunaan bahasa arab, dan didalam kajian bahasa arab tersebut terdapat kaidah – kaidah yang digunakan dalam mempelajari bahasa arab.
Kaidah yang dimaksud disini adalah berupa tata bahasa atau gramatika bahasa arab, atau kita mengenalnya dengan sebutan ilmu semantik dan morfologi. Ilmu – ilmu itu sangat penting untuk mempelajari bahasa arab, karena  tanpa ilmu – ilmu, kajian gramatika bahasa arab akan terasa sulit, karena memang itu adalah ilmu dasar yang harus dipelajari  dalam gramatika bahasa arab.
Dalam penelitian ini, akan membahas tentang ilmu semantiknya, atau bahasa populernya disebut dengan ilmu nahwu, karena jika ingin mahir dalam berbahasa arab, maka harus bisa menguasai ilmu ini, ilmu ini merupakan ilmu dasar yang harus dipelajari sebelum belajar bahasa arab lebih jauh, mampu berbicara dengan bahasa arab pun, tetap harus paham dengan ilmu ini, karena jika tidak, maka pemahaman bahasa arab pun hanya sekedar bisa, namun tidak sesuai dengan kaidah atau aturan – aturan berbahasa arab. Dan akibatnya fatal. Karena bisa merubah arti lafadz tersebut, sehingga kesalahan dalam pemahaman.
Jika dalam bahasa indonesia kita mengenal subjek dan predikat. Adanya subjek dan predikat sangat diperlukan dalam suatu kalimat, karena itu merupakan unsur yang membangun sebuah kalimat sehingga bisa terbentuk kalimat yang sempurna dan bisa dipahami. Dan itu pun juga berlaku dalam bahasa arab, jadi kaidah bahasa arab yang paling dasar yaitu bisa mengetahui adanya subjek dan predikat, atau dalam bahasa arab dinamakan mubtada’ dan khobar.
Mubtada’ khobar sangat diperlukan untuk bisa mengetahi makna dan terjemah suatu kalimat, dalam penelitian ini penulis ingin mempraktekan penerapan mubtada’ khobar dalam surah dalam al qur’an, yakni surah yasiin. Sehingga didapat pemahaman makna dan susunan kalimatnya sesuai dengan ilmu nahwu, apalagi surah yasiin mempunyai banyak faedah bagi siapa yang istiqomah membacanya. sehingga jika mampu menelaah maknanya dengan baik dengan cara mengetahui mubtada’ khobarnya, maka akan tercipta pemahaman yang baik.
1.2  rumusan masalah
1.      bagaimana cara mengetahui mubtada’ khobar dalam surah yaasin ?
2.      bagaimana mubtada’ khobar yang ada dalam surah yasiin ?
1.3  tujuan
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya mubtada’ dan khobar dalam surah yasiin ayat 30 – 40 sehingga mampu menerapkan ilmu nahwu dalam membaca dan memahami al-qur’an.
1.4  manfaat
·         mampu menerapkan ilmu nahwu dalam setiap bidang ilmu berbahasa arab.
·         Dapat megetahui kemampuan diri dalam pemahaman tentang ilmu nahwu.
·         Mengetahui makna dan kedudukan lafadz – lafadz al – qur’an dalam surah yasiin.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1   Pengertian mubtada’ dan khobar
Mubtada’ adalah ism marfu’ yang bebas dari amil lafazh, sedangkan khobar adalah ism marfu’ yang dimusnadkankepada mubtada’.[1] . atau dalam bahasa indonesia bisa disebut dengan subjek dan predikat.
2.2  Pembagian mubtada’
Mubtada’ dibagi menjadi dua bagian, yaitu mubtada’ yang dhohir dan mubtada’ yang mudhmar (dhomir).[2] mubtada’ yang mundhmar atau (ism dhomir) ada 12 yaitu
هو
Dia (laki – laki)
هما
Mereka berdua (laki-laki/perempuan)
هم
Mereka semua (laki-laki)
هي
Dia (perempuan)
هنّ
Mereka semua (peremupuan)
انتَ
Kamu (laki-laki)
انتما
Kamu berdua (laki-laki/perempuan)
انتم
Kalian (laki-laki)
انتِ
Kamu (perempuan)
انتنّ
Kalian (perempuan)
انا
Saya
نحن
Kami atau kita


Contoh : انا قائم (saya berdiri)
انا berkedudukan sebagai mubtada’ yang dirofa’kan, dan tanda rofa’nya adalah mabni sukun,sedangkan lafadz  قائم menjadi khobarnya, di rafa’kan dan tanda rafa’nya dengan dhomah. Jadi, mubtada’ itu bisa berupa ism yang dzohir maupun ism yang dhomir, namun tidak boleh menggunakan ism dhomir yang mutashil, seperti dalam nadhom :
ولا يجوز الإبتدا بما اتّصل # من الضّمير بل بكلّ ما انفصل
انا و نحن انتَ انتِ انتما # انتنّ انتم وهو وهي هم هما
Tidak diperbolehkan membuat mubtada’ dengna menggunakan ism dhamir muttashil, tetapi diperbolehkan dengan setiap dhomir yang munfashil. Diantaranya  انا نحن انتَ انتِ انتما   انتنّ انتم هو  هي هم هما. [3]
2.3  Pembagian khobar
Khobar ada 2 bagian, yaitu khobar mufrad dan ghoiru mufrod. [4]
1.      Khobar mufrod
Yaitu khobar yang bukan berupa kalimat dan juga bukan menyerupai jumlah. Contoh : زَيْدٌ قَائِمٌ
Keduanya adalah ism mufrad, juga bisa dikatakan khobar mufrod jika mubtada’ dan khobar itu terdiri dari ism rtasniyah atau jama’, contoh :
    الزَّيْدَانِ قَائِمَانِ atau الزَّيْدُوْنَ قَائِمُوْنَ [5]
2.      Khobar ghoiru mufrod
Yaitu khobar yang terdiri dari jumlah, seperti jumlah ismiyah (mubtada’ khobar lagi ) atau jumlah fi’liyah ( berupa fi’il dan fa’il). Khobar ghori mufrod ada empat macam, yaitu : 1. Jar majrur 2. Dhorof 3. Fi’il beserta fa’ilnya 4. Mubtada’ beserta khobarnya.[6]
Contoh :
امي في المطبخِ  = ibuku di dapur
امي berkedudukan sebagai mubtada’sedangkan في المطبخِ sebagai khobar yaitu berupa susunan jar majrur.khobar yang dibuat dari jumlah mubtada’ dan khobar, atau terdiri dari fi’il dan fa’il disebut khobar jumlah. Adapun khobar yang terdiri dari jar dan majrur atau dhorof disebut syibhul jumlah, karena jar majrur dan dhorofnya itu bukan menjadi khobar yang sebenarnya.[7]
2.4  Surah yasiin
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
يَا حَسْرَةً عَلَى الْعِبَادِ مَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (30)
أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لا يَرْجِعُونَ(31)
وَإِنْ كُلٌّ لَمَّا جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ(32)
وَآيَةٌ لَهُمُ الأرْضُ الْمَيْتَةُ أَحْيَيْنَاهَا وَأَخْرَجْنَا مِنْهَا حَبًّا فَمِنْهُ يَأْكُلُونَ(33)
وَجَعَلْنَا فِيهَا جَنَّاتٍ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ وَفَجَّرْنَا فِيهَا مِنَ الْعُيُونِ(34)
لِيَأْكُلُوا مِنْ ثَمَرِهِ وَمَا عَمِلَتْهُ أَيْدِيهِمْ أَفَلا يَشْكُرُونَ(35)
سُبْحَانَ الَّذِي خَلَقَ الْأَزْوَاجَ كُلَّهَا مِمَّا تُنبِتُ الْأَرْضُ وَمِنْ أَنفُسِهِمْ وَمِمَّا لَا يَعْلَمُونَ(36)
وَآيَةٌ لَهُمُ اللَّيْلُ نَسْلَخُ مِنْهُ النَّهَارَ فَإِذَا هُمْ مُظْلِمُونَ(37)
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ (38)
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ(39)
لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ(40)


2.5 Manfaat Surah Yasin (Yaasiin)
  1. Menurut sabda Nabi Muhammad saw, siapa membaca surah Yaasiin(Yasin) satu kali, sama dengan membaca Alqur’an sampai khatam (selesai) sepuluh kali, siapa membiasakan membaca surah Yaasiin setiap malam sampai mati, maka termasuk mati syahid.
  2. Jika dibaca pada waktu pagi, maka memperoleh kegembiraan sampai sore, dan jika dibaca disore hari maka dapat gembira sampai pagi.
  3. Jika ada maksud kepada pembesar supaya berhasil, maka bacalah surah yaasiin dari rumah sebanyak 25 kali, maka insya Allah berhasil.
  4. Jika dibacakan untuk orang yang akan meninggal dunia, maka tidak akan dicabut nyawanya selagi ia belum didatangi malaikat Ridwan dengan maksud memberi kegembiraan kepada orang yang akan meninggal tersebut.
  5. Jika dibacakan pada mayat di dalam kubur maka diringankan siksanya.
  6. Jika ditulis dan dilebur air, lalu diminum, sama dengan meminum seribu obat.
  7. Khasiatnya lagi adalah dapat dipergunakan sebagai obat sakit panas, caranya dibaca sekali, setiap sampai pada lafadz “MUBIIN” dengan mengikat benang sekali sampai tujuh, kemudian diikatkan pada bahu kanannya orang yang sakit panas, maka insya Allah sehat kembali.

2.6 Fadhilah Surat Yaasiin (Yasin)
  • Dibacakan pada orang sakaratul maut maka akan memepermudah keluarnya ruh.
  • Membaca Surah Yasin = Membaca Alqur’an 10 kali.
  • Dapat memberi syafaat bagi pembacanya.
  • Dimudahkan hajatnya.
  • Meringankan siksa kubur.
  • Menolak kejahatan.
  • Di baca pada malam jum’at mendapatkan ampunan.
  • Jika belum menikah akan dapat jodoh.
  • Jika ketakutan, Allah akan menghilangkan rasa takutnya itu.
  • Jika dipenjara, Niscaya akan bebas.
  • Orang tersesat akan mendapat jalan lagi.
  • Orang haus akan hilang hausnya.
  • Orang sakit akan hilang sakitnya. [8]











BAB III
METODE PENELITIAN
3.1   Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu metode penelitian non hipotesis yang hanya menggambarkan suatu data yang diperoleh dari analisis data.
3.2  Data dan sumber data
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data adalah surah dalam al qur’an yaitu yasin. Dipilihnya yasin sebagai sumber data adalah surah ini merupakan surah dengan banyak faedah didalamnya. perlunya dilakukan analisis karena ingin mengetahui kedudukan lafadz-lafadznya sehingga bisa memahami makna dengan benar.
3.3    Teknik Pengumpulan Data

 Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan untuk memperoleh data dan informasi mengenai penokohan yaitu dengan melakukan penulisan pustaka (kepustakaan). Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1.          membaca al-quran surah yasin
2.          menganalisisnya
3.          mencari mubtada’ dan khobarnya

3.4    Teknik Analisis Data
Berdasarkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan maka data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan penokohan  yang dijadikan acuan penelitian meliputi.
1.      Menelaah seluruh data yang telah diperoleh berupa surah yasin
2.      menganalisis atau mencari mubtada’ dan khobarnya
3.     Apabila hasil penelitian ini sudah akurat serta data yang dibutuhkan telah   lengkap maka penelitian ini telah dianggap berakhir.


BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 hasil penelitian

خبر

مبتدأ
خبر جر مجرور
لَهُمُ الأرْضُ الْمَيْتَةُ
اعربه رفع, علامته ضمّة,
وَآيَةٌ
خبر جر مجرور
لَهُمُ اللَّيْلُ
اعربه رفع, علامته ضمّة,
وَآيَةٌ
خبر جملة
تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا
اعربه رفع, علامته ضمّة,
وَالشَّمْسُ
خبر جملة
قَدَّرْنَاهُ
اعربه رفع, علامته ضمّة,
وَالْقَمَرَ
خبر جملة
يَنْبَغِي لَهَا
اعربه رفع, علامته ضمّة,
لا الشَّمْسُ
خبر جملة
سَابِقُ النَّهَارِ
اعربه رفع, علامته ضمّة,
وَلا اللَّيْلُ

4.2 pembahasan
Dalam surah yasin ayat 30 – 40, telah dilakukan analisis bahwa mubtada’ dan khobar hanya terdapat pada ayat  33, 37, 38, 39,40. Dimana tabel disampingnya merupakan alasan kenapa dinamakan muntada’ dan kenapa dinamakan khobar, lafadz وَآيَةٌ merupakan mubtada’ tandanya dhomah, selain karena alasan kedudukannya sebagai mubtada’, lafadz itu juga merupakan ism mufrod, karena tanda ism mufrad adalah dhomah. Sedang i’robnya adalah rofa’, sedangkan khobarnya adalah lafadz  لَهُمُ الأرْضُ الْمَيْتَةُ yang merupakan khobar dengan bentuk jar majrur, karena didahului oleh hurf jar yaitu  لَ (bagi/untuk), sebagaimana yang sudah dijelaskan dalam kajian pustaka. Begitu pun sama dengan penjelasan untuk mubtada’ dan khobar yang lain.















BAB V
PENUTUP
5.1 kesimpulan
Dalam mempelajari bahasa arab, terlebih bahasan gramatika bahasa arab, mubtada’ dan khobar merupakan hal yang penting, karena setiap kalimat pasti memiliki subjek dan predikat agar diketahui pelaku perbuatan, dalam penelitian ini penulis telah menganalisis mibtada’ khobar dalam surah yasin ayat 30 – 40, dan setelah dilakukan analisis di ternyata ditemukan posisi mubtada’ dan khobar pada ayat 33, 37, 38, 39,40. Dengan alasan yang telah dijelaskan diatas.













DAFTAR PUSTAKA
Anwar, mochamad, 2012, Ilmu nahwu terjemahan matan al-Jurumiyah dan ‘imrithy berikut penjelasannya,Bandung;sinar baru algensindo



[1]K.H Moch Anwar, Ilmu nahwu terjemahan matan al-Jurumiyah dan ‘imrithy berikut penjelasannya,Bandung;2012, 85.
[2] Ibid.86
[3] K.H Moch Anwar, Ilmu nahwu terjemahan matan al-Jurumiyah dan ‘imrithy berikut penjelasannya,Bandung;2012,87-88..
[4] Ibid. 88
[5] Ibid. 88-89
[6] Ibid 89.
[7] Ibid 90
[8] http://www.blogkhususdoa.com/2015/04/fadhilah-dan-keutamaan-surat-yasin-lengkap.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar